Runtuhnya Dinasti Umayyah di Andalusia
Dinasti Bani Umayyah
mengalami masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem politik dan
kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti
ini. Antaranya adalah masalah politik, ekonomi, dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwa setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para
Khalifah Bani Umayyah tidak ada yang dapat diandalkan untuk
mengendalikan pemerintahan dan keamanan dengan baik, selain itu mereka
tidak dapat mengatasi pemberontakan di dalam negeri secara tuntas.
Bahkan mereka tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan persatuan di
kalangan keluarga Bani Umayyah. Sehingga sering terjadi pertikaian di
dalam rumah tangga istana. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan. Siapa
yang akan menggantikan kedudukan khalifah dan seterusnya.
Adapun
penyebab atau faktor- faktor yang menyebabkan kemunduran dari Dinasti
Umayyah hingga berujung kepada runtuhnya Dinasti Tersebut adalah :
Faktor Intern
a. Khalifah memiliki kekuasaan yang absolut. Khalifah tidak mengenal
kompromi. Menentang khalifah berarti mati. Contohnya adalah peristiwa
pembunuhan Husein dan para pengikutnya di Karbala. Peristiwa ini
menyimpan dendam di kalangan para penentang Bani Umayyah, terjadi
pergolakan politik yang menyebabkan situasi dan kondisi dalam negeri dan
pemerintahan terganggu.
b. Gaya hidup mewah para khalifah.
Kebiasaan pesta dan berfoya-foya di kalangan istana, menjadi faktor
penyebab rendahnya moralitas mereka, disamping mengganggu keuangan
negara. Contohnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan dikenal sebagai
seorang khalifah yang suka berfoya-foya dan memboroskan uang negara.
Sifat – sifat inilah yang tidak disukai masyarakat, sehingga lambat-laun
mereka melakukan gerakan pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaan
dinasti Bani Umayyah.
c. Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai
sistem pengangkatan khalifah. Hal ini berujung pada perebutan kekuasaan
di antara para calon khalifah. Hal ini meyebabkan perebutan kekuasaan
diantara ahli waris. Bahkan karena inilah kekuasaan Dinasti Umayyah
runtuh dan Muluk al- Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat
kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan
Isabella, diantaranya juga disebabkan masalah ini.
Faktor Ekstern
a. Konflik Islam dengan Kristen. Para penguasa muslim tidak melakukan
Islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya
menagih upeti dari kerajaan- kerajaan Kristen takhlukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hokum dan adat mereka, termasuk posisi
hierarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata. Namun demikian
kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan Spanyol Kristen.
Hal itu menyebabkan kehidupan kerajaan Islam di Spanyol tidak pernah
berhenti dari pertentangan Islam dan Kristen. Pada abad ke- 11M umat
Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami
kemunduran.
b. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu. Kalau ditempat-
tempat lain para Muallaf diprelakukan sebagai orang Islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagaimana polotik yang dijalankan Bani Umayyah
di Damaskus, orang- orang Arab tidak pernah menerima orang- orang
pribumi. Akibatnya, kelompok- kelompok etnis non Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu menadatangkan dampak besar
terhadap sejarah sosio- ekonomi Negara tersebut.
c. Kesulitan
Ekonomi. Di paruh ke dua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun
kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga
lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat
memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer.
d.
Keterpencilan. Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang
lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari
Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternative yang mampu
membendung kebangkitan Kristen disana.
e. Banyaknya gerakana
pemberontakan selama masa-masa pertengahan hingga akhir pemerintahan
Bani Umayyah. Usaha penumpasan para pemberontak menghabiskan daya dana
yang tidak sedikit, sehingga kekuatan Bani Umayyah mengendur.
f.
Pertentangan antara Arab Utara (Arab Mudhariyah) dan Arab Selatan (Arab
Himariyah) semakin meruncing, sehingga para penguasa Bani Umayyah
mengalami kesulitan untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan serta
keutuhan negara.
Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran
akhirnya Dinasti Bani Umayyah benar-benar mengalami kehancuran atau
keruntuhan. Keruntuhan ini terjadi pada masa pemerintahan Marwan bin
Muhammad setelah memerintah lebih kurang 6 tahun (744-750) M).
Keruntuhan dinasti Bani Umayyah ditandai dengan kekalahan Marwan bin
Muhammad dalam pertempuran zab hulu melawan pasukan Abu Muslim
al-Khurasani pada tahun 748 M. Pada peristiwa ini terjadi pembersihan
etnis terhadap anggota keluarga Bani Umayyah. Sementara yang tersisa
masih hidup, terus dikejar kemudian dibunuh. Bahkan Marwan bin Muhammad
yang sempat melarikan diri dapat ditangkap dan kemudian dibunuh oleh
pasukan Abu Muslim al-Khurasani.
Pertikaian dan pembunuhan ini
menimbulkan kekacauana sosial dan politik, sehingga negara menjadi tidak
aman dan masyarakat yang pernah merasa tersisih bersatu dengan kelompok
Abu Muslim dan Abul Abbas. Bergabungnya masyarakat untuk mengalahkan
kekuatan Bani Umayyah, menandai berakhirnya masa masa kejayaan Bani
Umayyah, sehingga sekitar tahun 750 M Bani Umayyah tumbang.
Adapun sebab- sebab utama terjadinya keruntuhan dinasti Bani Umayyah adalah sebagai berikut :
a. Terjadinya persaingan kekuasaana di dalam anggota keluarga Bani Umayyah.
b. Tidak ada pemimpin politik dan militer yang handal yang mampu mengendalikan kekuasaan dan menjaga keutuhan negara.
c. Munculnya berbagai gerakan perlawanan yang menentang kekuasaan Bani Umayyah, antara lain gerakan kelompok Syi’ah.
d. Serangan pasukan Abu Musim al-Khurasani dan pasukan Abul Abbas ke pusat-pusat pemerintahan dan menghancurkannya.
Ibrah dari Runtuhnya Dinasti Umayyah Di Spanyol (Andalusia)
Keruntuhan Daulah Umayyah II di Spanyol merupakan suatu peristiwa
sejarah yang perlu kita gali hikmahnya. Di antara hikmah yang dapat
diambil dari peristiwa tersebut adalah :
a. Dalam menjalankan sebuah
pemerintahan sebaiknya diberikan kepada orang yang memenuhi keriteria
kecakapapan kepemimpinan seperti adil, bijaksana, mempunyai kemampuan
manajerial, berwawasan ke depan dan seterusnya.
b. Pergantian
kepemimpinan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
seorang yang mempunyai kepemimpinan baik menjadi seorang pemimpin.
Robohnya Bani Umayyah Di Andalusia
Penulis : asd on Monday, 9 June 2014 | 06:57
Related posts:
- Cara Mengganti Password Facebook
- Cara Daftar Account Gmail Dengan Mudah
- Cara Memasang Code Popads Di Blogger
- Cara Membuat Link Blog Open Link New Tab Sendiri (Otomatis)
- Biografi Iwan Fals
- Robohnya Bani Umayyah Di Andalusia
- Kisah Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW Dan Pengertiannya
- Pengertian Tasawuf secara Bahasa dan Istilah
- Biografi Imam Bonjol (sejarah singkat )
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
By
islam,
pengetahuan,
Sejarah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment